JAWAPOS, 1 Juli 2025 (hal. 49) - PT Infoglobal merancang algoritma machine-learning untuk sistem diagnostik pesawat di beberapa dekade terakhir. Itu berfungsi penuh untuk memperkaya perangkat avionik dengan self-monitoring dan predictive maintenance yang kini baru ramai diadopsi pabrikan luar negeri. Bagi mereka, digitalisasi bukan jargon, tetapi fondasi.
Perusahaan yang sudah ada sejak 1992 itu sudah melampaui sekadar memanfaatkan teknologi. Kini, secara tak langsung, PT Infoglobal justru ikut membentuk standar baru bagi industri pertahanan masa depan. ”Begini, misal ya, AS bisa buat pesawat, tapi apakah mau share informasi? Pasti tidak, ya kami buat sendiri,” kata CEO PT Infoglobal Adi Sasongko kepada Jawa Pos di kantornya, Kamis (26/6).
Salah satu produk PT Infoglobal yang viral beberapa waktu terakhir, adalah Drone WANI-23. Adi mengungkapkan latar belakang lahirnya drone tempur WANI-23 itu berangkat dari keprihatinan sekaligus keyakinan. ”Ya Indonesia harus mandiri dalam penguasaan teknologi pertahanan. Khususnya di sektor drone tempur berdaya jelajah tinggi,” ujar pria asli Dukuh Kupang itu. Dia menyebut hadirnya WANI-23 bukan sekadar proyek teknologi, melainkan semangat perlawanan terhadap ketergantungan pada impor.
”Dulu kami memulai dengan alat seadanya, tidak ada yang menyuruh, tapi kami tahu Indonesia butuh, dan kami nekat buat sendiri,” tuturnya. Tantangan terbesarnya itu membangun dari nol, di luar skema konsorsium besar.
Bahkan ketika dunia hanya mengenal dominasi Amerika Serikat dan Tiongkok dalam produksi drone kategori Medium Altitude Long Endurance (MALE), Adi memilih jalur sulit, menciptakan alternatif lokal dengan kemampuan terbang hingga 25 jam, bisa menggendong amunisi, serta dikendalikan penuh lewat flight control buatan sendiri.
”Otaknya, sistem kontrol nya, semuanya kami kembangkan, ya drone ini benar-benar lahir dari tangan bangsa sendiri,” ujarnya. Dia menegaskan, Indonesia sebenarnya sudah punya potensi besar. Untuk itu, dia dan tim membangun ekosistem produksi mesin penerbangan di Yogyakarta.
Saat ini, 50 persen komponen engine WANI-23 sudah tersedia di pasar lokal, sementara sisanya sedang disesuaikan. ”Tahun depan, mesinnya jadi, setelah itu, tidak ada alasan kita terus menunggu teknologi luar,” tegas ketua INACOM itu.
Tentang Drone WANI-23
- Drone WANI-23, drone intai kategori MALE (Medium Altitude Long Endurance)
- Panjang 8,2 meter, rentang sayap 16 meter, berat kosong 630 kg, dan MTOW (Maximum Take-Off Weight) 710 kg.
- Drone ini menggunakan mesin pusher 1.5L 4-silinder turbocharged dengan tiga bilah baling-baling.
- Memiliki jangkauan telemetri terestrial hingga 80 km line of sight (LOS).
- Jangka waktu terbang kurang lebih 25 jam non-stop
- Secara independen dibuat oleh putra daerah Surabaya: 5 teknisi dan 5 asisten teknisi
- Pengembangan mesin menggunakan komponen yang tersedia di dalam negeri dalam jangka waktu dua tahun.
Tentang Jet i-22 Sikatan
- Huruf i diambil dari kata Infoglobal, angka 22 menunjukkan tahun 2022, dan Sikatan adalah nama burung kecil yang lincah.
- i-22 Sikatan bisa dipakai untuk patroli jarak jauh.
- Proyek i-22 Sikatan akan menjadi pesawat tempur delta canard taktis dan ringkas generasi 4.5.
- Ditenagai dengan dua mesin turbofan.
- i-22 Sikatan memiliki dimensi kompak dengan panjang 12,5 m, lebar sayap 7 m, dan tinggi 3,5 m.
- Kecepatan maksimum yang diproyeksikan sekitar Mach 1,8 dengan kecepatan jelajah transonik, mach 0.9, (mach 1.2 supercruise).
- i-22 Sikatan ditempel ketat dengan 2 drone canggih.
Download PDF